Politik Bimantoro

Artikel Mini-Kata Koran Cepat Detik



“Blog

Tepatkah sikap Kapolri Bimantoro menolak putusan Presiden baru-baru ini? Dalam situasi sekarang, jawaban apa pun pasti tidak lepas dari prasangka dan kepentingan politik. Yang mendukung, sebagian besar anggota DPR, jelas berkepentingan karena sejauh ini sikap kepolisian memang cenderung menguntungkan mereka. Apalagi jika ini dikaitkan dengan kemungkinan presiden mengeluarkan dekrit pembubaran parlemen.

Sebaliknya, para pendukung putusan Wahid, jelas didorong oleh kepentingan berlawanan. Bagi mereka, pemberhentian Bimantoro memang perlu untuk bisa meraih dukungan polisi atas putusan-putusan politis yang akan diambil Wahid. Dekrit presiden adalah salah satunya.

Selain itu, pasti juga ada kepentingan Bimantoro sendiri. Betapa pun ia tahu kedudukan telah memberinya sebuah kuasa besar. Dan ia ingin mempertahankannya. Jika tidak, ia sudah akan menolak waktu dulu diangkat menggantikan Rusdihardjo. Karena itu, bersama Wahid dan parlemen ia sedang terlibat dalam politisasi kepolisian.

Apakah ia pembangkang? Ketika cukup banyak masyarakat sipil mendukung sikapnya, problemnya barangkali lebih karena orang tidak melihat siapa yang membangkang tapi justru siapa yang dibangkang. Konkretnya, orang menunjuk hancurnya kredibilitas Wahid sebagi sebabnya.

Yang dilupakan orang adalah bahwa peristiwa ini akan dicatat sejarah. Ia akan jadi preseden pembenaran pembangkangan kekuatan bersenjata pada kekuasaan politik sipil di masa depan. Faktanya, kini polisi telah menjelma kekuatan politis sangat solid berhadapan dengan kekuatan-kekuatan sipil yang sangat rapuh dan rawan. Kalau polisi sudah berani apalagi militer. Dan di mana pun, kekuatan senjata selalu punya relasi khas dengan kekuasaan.

Jika itu terjadi, parlemen, Bimantoro, Wahid bahkan organisasi-organisasi warga sipil harus sama-sama bertanggungjawab kepada sejarah: dicatat sebagai para pengkhianat demokrasi sipil. Tapi apa mereka peduli?

Jakarta, 2 Juni 2001

Versi awal artikel pendek ini pernah dimuat di salah satu edisi Koran Cepat Detik. Dimuat kembali di sini dengan beberapa perbaikan dan sedikit tambahan di sana-sini.


BACA JUGA

Sosiologi | Filsafat

Cogito Orgasmus, Coito Ergo Sum

Sosiologi | Budaya

Komedi, Kritik!