Makalah Seminar

Vote & Voices: kewarganegaraan, demokrasi dan multikulturalisme di Indonesia pasca Suharto






Share


“Blog


Pengantar

Salah satu pemandangan yang paling mudah ditemui di banyak kota di Indonesia selama periode demokrasi belakangan ini adalah spanduk, poster, dan baliho berukuran raksasa yang menampangkan sosok-sosok para kontestan perebutan supremasi politik di masing-masing daerah melalui pemilihan umum (Pemilu) daerah. Muka-muka yang sebelumnya boleh jadi tidak banyak dikenal sebagai para penampang (selebritis) itu tiba-tiba menyerbu dan memenuhi kota, berebut ruang dan perhatian warga dengan reklame layanan sedot WC, guru menggambar, les musik, tawaran pinjaman dana, dan iklan-iklan komersial lain. Divisi dan hierarki sosial hadir secara kasat mata dalam bentuk distingsi antara penampang dan warga biasa yang (diharapkan) memirsa tampangan tersebut. Tentu saja ada banyak hal yang bisa dipersoalkan dengan ekstravagansa publisitas semacam itu, namun bagaimana pun itu semua adalah bagian dari praktik demokratisasi yang baru tumbuh. Pemilu adalah dasar di atas apa mekanisme utama demokrasi, yakni representasi politik formal, didirikan (Saward, 2006: 403).

Read More…

Biarkan Rakyat Memilih?: Dua Cerita Romantik dari Morowali dan DKI

Sosiologi dan Politik




Share


“Blog

Kalau segalanya berjalan sesuai rencana, dua peristiwa besar akan mendominasi politik di Indonesia pada tahun 2014, yakni pemilihan umum (pemilu) legislatif pada tgl. 9 April 2014, dan pemilu presiden/wakil presiden pada bulan Juli 2014. Daftar pemilih tetap (DPT) nasional yang dikeluarkan komisi pemilihan umum (KPU) mencatat ada 186.172.508 jumlah penduduk dengan hak pilih (Kompas. Com, 20/2/2014), yang akan diperebutkan oleh para kandidat dan, ini yang paling mencemaskan sebagian orang tapi menyenangkan sebagian yang lain, triliunan rupiah dana yang akan beredar dan dihabiskan oleh seluruh pihak baik individu maupun institusi untuk membiayai seluruh kebutuhan dan tahapan penyelenggaraan dua pemilu raya tersebut. Di luar itu, paling tidak sampai tahun 2019 yang akan datang, dalam rentang lima tahun di Indonesia berlangsung ratusan pemilihan umum daerah pada tingkat kabupaten/kota dan provinsi. Demokratisasi selama 16 tahun ini telah menjadikan Indonesia salah satu negeri paling sibuk di dunia dengan pemilihan umum.

Read More…

Outline Bahan Diskusi: Riset Visual dalam Ilmu Sosial

Sosiologi



Share


Blog Picture

Naskah ini tidak bisa dilepaskan dari bahan presentasi digital yang disampaikan di dalam kelas, dan sama sekali bukan makalah akademis yang dipersiapkan secara ketat. Secara garis besar, naskah ini berupa rangkuman sebagian kecil dari peta perkembangan riset visual dalam tradisi ilmu sosial sebagai pelengkap dari uraian tentang aspek-aspek formal-prosedural penelitian sosial dalam konteks kebutuhan penelitian visual yang pemaparan lengkapnya disediakan dalam format presentasi digital tadi. Tujuannya agar para peserta di kelas mendapatkan sedikit pemahaman tentang konteks perkembangan metode riset visual di dalam lingkungan ilmu-ilmu sosial sebagai latar belakang bagi berlangsungnya diskusi tentang riset visual pada ranah-ranah di luar ilmu sosial.

Read More…

Kisah Lima Kota: Melampaui Masyarakat Plural

Hikmat Budiman

Sosiologi


Share

Blog Picture

Masyarakat Plural

Secara konseptual, semboyan bhinneka tunggal ika (secara literer berarti "beraneka satu itu") tidaklah kompatibel dengan bentuk masyarakat plural, dan tidak pula kompatibel dengan multikulturalisme. Lebih dari itu, konstruksi masyarakat plural secara konseptual juga tidaklah kompatibel dengan multikulturalisme. Kalau bhinneka tunggal ika, yang diambil dari salah satu bait kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular, mengandaikan adanya kesamaan bahkan kesatuan (unity) di antara hal yang berbeda, terminologi masyarakat plural yang diperkenalkan oleh J. S. Furnivall mengandaikan adanya dominasi satu kelompok di atas beragam-ragam beda yang lain, dan multikulturalisme adalah terminologi yang justru tidak merekomendasikan pencarian kesamaan dan kesatuan di antara ragam dan perbedaan melainkan bagaimana ragam dan perbedaan tersebut diperlakukan secara sederajat.

Read More…