Rough-draft.
Indonesia pasca Orde Baru Suharto antara lain ditandai oleh terjadinya rentetan konflik sosial yang sumber-sumbernya dipercaya bisa dilacak dari diversitas nilai, identitas, etnik dan agama. Dimulai dengan apa yang lebih dikenal sebagai konflik etno-religius di Ambon tahun 1997-2000 yang lalu, kemudian disusul konflik Poso di Sulawesi, dan konflik Dayak-Madura di Kalimantan, konflik-konflik lain terus terjadi silih berganti. Meskipun beberapa kalangan akademisi cenderung menyatakan bahwa yang terjadi pada dasarnya bukanlah konflik antaragama, tapi tetap tidak bisa dimungkiri bahwa konflik-konflik tersebut menempatkan para pelaku yang berbeda agama atau berbeda etnis (atau kedua-keduanya) berhadap-hadapan sebagai musuh satu sama lain.