Tentang Tokoh | Artikel Mini-Kata Koran Cepat Detik.
Kita tahu, orang sama sekali tidak butuh keberanian untuk menentang kekuasaan saat ini. Apa yang ditakutkan dari sebuah kuasa yang tangannya satu persatu telah dibuntungi: melalui undang-undang atau tap MPR. Artinya, relasi antara keberanian dan perlawanan dalam konteks kekuasaan kini sudah lenyap. Karena itu, pada diri para penentang yang bawel itu, kita juga tidak pernah bisa menemukan satu hal pun yang punya harga. Semuanya seragam, membebek, sampah politik.
Maka tauladan yang ditinggalkan Susilo Bambang Yudoyono (SBY) adalah sebuah keberanian untuk tidak banyak bicara setelah kedudukan bagus direnggutkan darinya. Ketika kebanyakan orang tidak lagi membedakan kritik dari penghinaan personal, SBY justru selalu tampil dengan bahasa yang sangat terjaga dari residu emosional. Ia secara cermat bisa memilah retorika dari erotika politik. Komunikasi politiknya bersih, rasional. Singkatnya, SBY adalah satu dari tidak banyak orang yang berhasil menghidupkan retorika sebagai bagian tercantik dari seni berpolitik.